Kamis, 22 November 2012

partisipasi siswa

uu
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
  • Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan
  • Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
  • Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program
  • Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
  1. Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
  2. Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin.
Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut pendapat Hounston (1987), aspek-aspek dari partisipasi yang dapat dijadikan alat ukur tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, antara lain:

  1. kerja sama dan keterlibatan dalam kelompok
    siswa yang terlihat berpartisipasi pasti terlibat dan turut serta dalam diskusi-diskusi dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kelompok dengan harapan tercapainya tujuan dalam kelompok tersebut.

  2. mengajukan pertanyaan
    siswa yang terlihat berpartisipasi pasti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan pertanyaan tersebut mengenai materi yang belum jelas yang telah diterangkan oleh guru.

  3. berani memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa lain
    siswa yang terlihat berpartisipasi pasti turut serta dalam menanggapi jawaban siswa lain, hal ini bisa dilakukan dalam diskusi kecil maupun diskusi besar dalam kelas

  4. memberikan kesimpulan
    siswa yang terlihat berpartisipasi pasti dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Dengan bisa menyimpulakan materi, siswa tersebut dianggap mengusai materi dengan baik dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran

  1. menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun siswa lain
    siswa yang terlihat berpartisipasi pasti bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru maupun siswa mengenai materi pelajaran yang diajarkan dalam proses pembelajaran di kelas

  1. mengerjakan soal di depan kelas
    siswa yang terlihat berpartisipasi pasti berani mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini baik untuk melatih keberanian siswa dalam hal maju di depan siswa lain



Menurut Hanif (1998) tinggi rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas dapat dilihat dari keadaan atau aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran. Partisipasi siswa dikatakan tinggi jika lebih dari 70% siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa dikatakan sedang jika 40% - 70% siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa dikatakan rendah jika kurang dari 40% siswa terlibat dalam proses pembelajaran

7 komentar:

  1. Terima kasih atas postingannya, sangat membantu. Saya ingin tahu tentang aspek partisipasi siswa dari Hounston (1987) diambil dari buku apa?

    BalasHapus
  2. apa tidak ada referensi nya ini mas?

    BalasHapus
  3. Duh hatur nuhun..
    Penting banhet ini.. untung ada arahannya ...

    BalasHapus
  4. ini ada daftar pustakanya ga, punten ?

    BalasHapus
  5. Iy laporanku di coret lantrn sumber indikator tidak ada. Sush cari sumberx

    BalasHapus
  6. Iy laporanku di coret lantrn sumber indikator tidak ada. Sush cari sumberx

    BalasHapus